Hakikat perjalanan, adalah tentang kembali ke asal, akar, untuk menambah susunan memory, membuat kisah-kisah baru yang sejatinya meninggalkan kesan.
Sebaik baiknya rencana tetap yang penting ada pada gegap gempitanya pelaksanaan.
Sebetulnya bukanlah tiba tiba, rumor sudah beredar kencang soal rencana outing hanya kepastian baru muncul pada Kamis 19 Januari 2023, H-1 dari rencana kepergian Outing 2023, barulah diputuskan untuk betul betul pergi Outing.
Berbeda dengan bagaimana biasanya sebuah perjalanan yang tersusun itinerary, kali ini kita lupakan saja. Semuanya tak kasat mata, selain instruksi untuk membawa perlengkapan menginap dan berkumpul di Stasiun Sudirman di hari Jumat jam 5.45 pagi. Iya, jam nol lima pagi hari. Selain itu, mari bergembira senantiasa.
Ternyata, sampai di Statsiun Sudirman sepagi ini, memiliki warna tersendiri, selain masih sepi dan lengang dari commuters, wajah yang masih ramah dari Jakarta, pemandangan yang mewah untuk mayoritas team GoodVibes yang menetap di Tangerang Selatan.
Tentang Tujuan Yang Tidak Diketahui
Setelah semua berkumpul di Stasiun Sudirman, barulah kami tahu kalau tujuan perjalanannya adalah Sukabumi. Kota yang dekat dari Jakarta, namun orang seringkali enggan mengunjunginya bukan kenapa, karena macet, dan selagi tulisan ini dibuat tol ke arah Sukabumi belom rampung. Pilihan moda transportasi yang paling nyaman (dan predictable) adalah dengan Kereta Api dari Statsiun Paledang, di Bogor.
Yang tetap tersembunyi adalah dimananya, kemana mau ngapain. Biarkanlah dijadikan kejutan kejutan manis saja. Take it easy and embrace what may come.
Tentang Menikmati Perjalanan
Perjalanan ke Sukabumi ditempuh kurang lebih 2 jam dari Statsiun Bogor berakhir di Statsiun Cisaat dengan Kereta Api, sesampainya di Statsiun Cisaat dilanjutkan dengan 3 jam lagi dengan menggunakan mobil sewaan untuk sampai sampai di Geopark Ciletuh sebagai tujuan pertama. Meleset 1 jam dari perkiraan petanya mesin pencari.
Dan Ciletuh adalah salah satu objek wisata dengan kontur jalan yang dan berliku terjal namun menawarkan pemandangan yang luar biasa indah memanjakan mata. Bukan hanya bukit bukit yang hijau, Ciletuh juga banyak memiliki air terjun dan pantai yang alami. Udara yang segar menerpa wajah dan tubuh kita, disaat kaki menjejak di pantai, priceless. Betul betul melunturkan penatnya perjalanan.
Tentang Berhikmat pada Tujuan
Tujuan perjalanan ini ingin memberikan hadiah kepada team GoodVibes berupa sebuah pengalaman gembira menikmati kelestarian sebagai gaya hidup yang sederhana, alami, ramah (menjaga) lingkungan. Juga tentang pentingnya sejenak memberikan jeda sebagai hadiah pada diri sendiri dengan bernafas lebih lambat dari biasanya, merasakan terpaan angin, hembusan udara yang bersih, dan dinginnya air pegunungan dan hangatnya matahari tepi pantai.
Setelah perjalanan sepanjang hari, berlabuhlah di tujuan utamanya di Rumah di pinggir hutan gunung Pangrango yang kerap disebut sebagai Bumi Bagja, atau artinya Rumah Kebahagiaan. Cocok dengan namanya, Bumi Bagja memang memberikan kehangatan, tidak hanya terpancar dari Kang Isep sang pemilik, namun juga para vibrasi dari para pengunjung yang sangat harmonis energinya, dari anjing anjing yang menyapa tanpa menyalak dari susunan furnitur lawas disekeliling Api unggun yang memiliki fungsi lain sebagai pemanas makanan.
Bumi Bagja berada ditengah hutan dipinggir perkampungan, yang walaupun demikian tidak ada kesan angker pada pekatnya siluet pohon pohon yang tinggi disekitarnya.
Dimanjakan dengan Daging Brisket Asap khas Bumi Bagja menyempurnakan hari yang panjang, suguhan yang mewah. Mewah karena selain diproses selama 14 jam, mutu racikan rempah yang kuat dan dinamis, suguhan daging asap semakin sempurna dengan kentang panggang dan sup Jamur yang luar biasa memanjakan lidah.
Slow Food unites the pleasure of food with responsibility, sustainability and harmony with nature.
Esok hari harinya, dengan energi yang terpulihkan tidur yang nyenyak, kami menuruni bukit yang terjal dan licin karena hujan untuk menuju sungai dengan arus yang sedang dan sangat jernih. Sekitar 15 menit kemudian, arus sungai seakan memijat kaki yang Lelah berjalan, tubuh pun mengalami sensasi dingin mandi di sungai yang sangat jernih tidak hanya menyegarkan raga, namun menyusup lebih dalam dari lapisan kulit; menyegarkan jiwa.
Kang Isep hidup dan menghidupi hutan dengan caranya, ia menghargai, merawat, menjaga dan melestarikan lingkungan hutan yang ditinggali. Beliau mengakar, tumbuh dan hidup bersama Alam. Nuhun Kang, sudah membuka pintu Bumi Bagja untuk kami, dengan cara ini kami bisa merasakan hikmat yang dalam menikmati alam yang dijaga dengan baik.